GAGAL, SIAPA TAKUT?!



Kayaknya nggak ada orang di dunia ini yang nggak pernah merasa gagal. Bahkan sampai ada yang bilang “gagal maning.. gagal maning”, gagal lagi, gagal lagi. Siapa pula yang suka kalau dirinya gagal dan gagal terus? Tapi, tahukah kita bahwa gagal adalah resep yang wajib ada dalam masakan kesuksesan kita? Siapa yang tahu anatomi kegagalan? Bagi yang sudah baca buku pertama dari trias motivaticanya Akin (nggak tau juga sih apa ada buku seri kedua dan ketiganya), mesti udah paham. Anatomi kegagalan berupa tangga. Semakin banyak tangga, semakin tinggi kita berada. Semakin pendek/sedikit tingkatan tangga yang kita lewati, semakin rendah tingkat kesuksesan kita. 

Bayangkan saja kalau kita ikut suatu lomba. Kalau kita menang di suatu lomba dengan usaha yang sedikit, dengan kegagalan yang sedikit pula, bisa ditebak, itu lomba tingkatannya mesti rendahan. Tapi kalau kita liat ada orang yang menang lomba tingkat nasional, atau bahkan tingkat internasional, mesti tuh latihannya sangat besar, sungguh-sungguh, luar biasa. Dan kegagalannya??? tentu sudah berkali-kali. Masih takut gagal? Masih gampang menyerah? Pembaca yang budiman, suka mengaji, dan rajin menghafal qur’an.. (hehe)... mesti udah hafal QS. Al-Insyirah.. Iya kan?? Nah, ayat yang ke 5-6 berikut ini sangat menarik kita simak: فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6) “Maka Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” Bagi yang pernah belajar nahwu, tata bahasa Arab, Perhatikan kedua kalimat tersebut. Kata “al-‘ushr” diberi alif lam, sedangkan “yusron” tanpa alif lam. Tahu kan, fungsi alif lam adalah untuk mema’rifatkan suatu isim. Suatu isim (kata) yang ma’rifat sudah lazim digunakan untuk menunjuk sesuatu benda atau hal yang memang sudah khusus. Misalnya kata “al-masjidu” jika terdapat dalam suatu kalimat, padahal pada kalimat sebelumnya disebut “masjid nabawi”, maka kata ‘al-masjidu’ sudah menunjuk kepada masjid nabawi, bukan masjid yang lain. Tapi kalau kata ‘masjidun’, maka ini berarti masjid mana saja, umum, tidak khusus pada satu masjid. Maka, kata ‘al-usr’ menunjuk pada kesulitan yang sedang kita hadapi. 

Ya hanya satu kesulitan itu saja. Tapi kata ‘yusron’ tidak ada alif lamnya, melainkan bertanwin. Ini artinya yusron merupakan isim nakiran (kata umum). Artinya ya kemudahan apapun. Bukan satu kemudahan saja. Maknanya apa? Di saat kita merasakan suatu kesulitan, masalah yang menghimpit, keadaan yang tidak kita sukai, yakinlah Allah telah menyiapkan berbagai kemudahan di balik kesulitan kita. Kemudahan yang akan kita dapatkan tidak hanya satu bentuk, tapi banyak, dari berbagai arah. Ayat ini juga memotivasi kita untuk berfikir kreatif. Allah menyiapkan solusi atas masalah kita di banyak tempat, kalau kita tidak terpaku pada satu cara saja. Yang pasti tetap di jalan yang benar, tapi bentuknya bisa bermacam-macam. Selanjutnya, Allah mengulang firman-Nya untuk lebih meyakinkan kita lagi. Bahwa kita jangan cepat menyerah. Ada banyak kemudahan. Kemudahan apa saja, lewat siapa saja, dari arah mana saja, di sebalik satu kesulitan kita. Jadi.... satu kesulitan, banyak kemudahan. Satu kesulitan banyak kemudahan. Kemudahan yang berlipat-lipat pula. Sudah banyak, diulang pula. Kesulitannya, meski diulang ya tetap satu kesulitan itu. Ok, semoga bermanfaat dan jangan menyerah... Nyanyi bareng-bareng juga nggak apa-apa .. “Jangan menyerah.. jangan menyerah.. jangan menyera.a.a.a.a.a.a.a.aaaaaaaaaaah.. “ Eh, bentar, ini postingan sebenernya judulnya apa? “Gagal, siapa takut?” apa “Jangan menyerah?” Hehe, apa aja boleh... intinya sama kan?? 

 Wallahu a’lam bish showab
 _Ain NurWS_

0 komentar:

Posting Komentar